Halaman

    Social Items

Tampilkan postingan dengan label Cerita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita. Tampilkan semua postingan

Aku pernah terjatuh dan terluka, dan itu dipastikan sangat perih sekali. 
Menahan sakit dan berusaha menjadi obat untuk sakitku sendiri. Aku jatuh dicerita yang aku pilih sendiri.

Bahkan aku pernah meyakinkan diriku sendiri di hadapan cermin, tak akan ada kisah lagi setelah ini. Cukup ini dan hanya ini.

Tapi semua berubah ketika aku mengenal mu. Aku menarik kembali semua ucapan tentang penolakan ku akan kisah yang baru. Aku terbuai dan masuk dalam cerita yang harusnya tak ku jalani. Aku terlanjur jalan.. Ya, telah terlanjur ku berjalan.

Kamu, telah menjadi sesuatu yang ada di hati ini. Aku tidak butuh waktu lama berhari-hari untuk memantapkan diri yakin akan sosokmu. Mungkin aku terlalu bahagia.
Kamu berhasil membuat aku merindu ketika kamu jauh.
Kamu bisa membuat aku menangis karena merindu.
Kamu bisa membuat aku meneteskan air mata karena telah mengenalkan padaku bagaimana diposisikan sebagai orang yang paling terspesial.
Semua indah.
Lebih tepatnya semua pernah indah.

Kita pernah sama-sama tersenyum, kita pernah sama-sama saling marah ketika komunikasi kita sedikit terganggu.
Kita pernah sama-sama hampir tak bisa menghabiskan waktu tanpa bergandeng tangan. Kita sempat tak ingin melepaskan pandangan. Kita sempat sama-sama tak ingin berhenti menyapa meski hanya lewat pesan singkat.

Hingga karena sebuah kesalah pahaman, itu awal dari semua sakit disela bahagia kita.
Aku juga belum mengerti, posisi apa ini?
Apa aku yang selama ini masuk ke kehidupanmu yang sedang dilema karena masalalu atau memang ini adalah cerita manusiawi yang ketika semua bahagia jadi hilang hanya karena satu bahkan dua kepedihan?

Aku belum mengerti.
Yang jelas semua kata-kata yang dulu hampir setiap hari jadi alasan kamu dan aku tersenyum, tiba-tiba jadi alasan tuk aku menangis.
Rasanya aku tak ingin pesan singkat ataupun kata-kata dari mulutmu terbaca atau terdengar lagi. Semua terkesan ketus.
Semua menyakitkan.
Semua kini jadi alasan aku untuk menangis.

Kadang aku bertanya pada Tuhan, kenapa keadaan ini ada setelah aku mulai membuka hati dan bersiap dengan cerita baru?

Apa kamu datang hanya untuk membagi sedikit bahagia padaku dan lalu pergi lagi?

Ini lebih menyakitkan dari kesakitan beruntun beberapa tahun yang lalu.

Kamu tidak perlu membaca semua yang aku tulis. di sini (hati) nama kamu sudah terlanjur ada dan menetap. Aku tau, ini hanya sekedar nama. Bukan sosokmu.

Sekarang aku harus kembali berfikir tuk kembali mengobati hati. Hal yang paling aku takutkan tiba-tiba terjadim

Apa kamu tau, setiap harinya aku berjuang untuk melupakan dan menganggap semua ga pernah terjadi, tapi sulit.
Betapa mahal kebahagiaan itu hingga aku harus membayarnya dengan air mata setiap aku mengingat prilakumu. Ini sakit. Semua karena aku telah terlanjur sayang.

Tuhan, seandainya cerita ini ga pernah ada. Mungkin kini aku tidak perlu melakukan perjuangan apapun tuk kembali menata hati aku.
Kamu yang selalu meminta aku tuk genggam tanganmu kemana pun kamu pergi, tiba-tiba harus menggepalkan tanganku tuk kuat ketika berjalan sendiri. Aku yang terbiasa dengan sapaanmu saat aku membuka mata.
Aku bagaimana? Serapuh apa? Sesakit apa? Apa pernah terpikir itu?

Apa bisa kamu bayangkan bagaimana rasanya jadi aku?
Ketika mereka bertanya kemana kamu. Aku bisa apa? Biaskah kau bayangkan bagaimana rasanya jadi aku ketika aku harus menahan tangis ketika mengingat semua kebohonganmu.

Aku yakin luka ini akan sembuh.
Tapi aku tak yakin bahwa aku akan baik-baik saja ketika aku kembali mengingat penyebab dari luka ini.



Baca Juga Artikel Mengenai :





DIARY DEPRESIKU

Mau tau kenapa cowok rela menghabiskan waktu hanya dengan satu pasangannya saja?
Cekidot!

1. Cinta Mati
Soalnya cowok suka banget sama cewek cerdas, baik hati, dan berwawasan luas.


2. Ceweknya Berpenampilan Menarik
Pokoknya nggak malu-maluin banget dibawa kemana-mana juga!


3. Kebebasan
Pacar memberi kebebasan sepanjang bertanggung jawab.
Misalnya boleh menyalurkan hobi berbahaya seperti menyelam.


4. Pengertian
Biar berpacaran,bukan berarti tak bisa kumpul dengan teman-teman kan?
Kekasih yang baik harus mengerti betul hal yang satu ini.


5. Yakin
Dia adalah cewek yang tepat menjadi pendamping hidup.
Apalagi kedua keluarga sudah merestui.
 

6. Cewek Yidak Materialistis
Bisa menerima cowok apa adanya,jadi nggak perlu Jaim lama-lama.
 

7. Takut
Takut karma dan dosa jika berselingkuh.
Soalnya pernah tertangkap tangan


8. Ingin Setia
Dikhianati itu tidak enak,Jadi mending bersikap setia saja.
 

9. Si Cewek Cantik
Selain cantik, si Dia juga penuh pengertian dan gak nuntut yang macam-macam.
 

10. Belum ada yang menandingi si Dia dalam hal apapun.

Lagian satu aja nggak habis-habis,masa mau nambah lagi?



 Baca juga artikel tentang :



Cowok Rela Menghabiskan Waktu Hanya Dengan Satu Pasangannya Saja



Dini Si Anak ABG

Sebut saja Dini. Abg asal Kota Amoy, Singkawang.
Seperti ciri kebanyakan abg amoy, Dini punya perawakan kutilang tapi gak darat, karena toketnya lumyayan gede. Pinggangnya ramping dan pinggulnya yang besar sehingga membuat setiap lelaki betah berlama2 menyapu tubuh Dini dengan matanya. Apalagi kalo liat Dini jalan, pantatnya yang besar bergerak kekiri kekanan mengikuti gerak langkahnya. Pasti bikin napsu lelaki yang ngeliatnya, apalagi Dini sering pake celana panjang, apalagi pendek,yang ketat. Kulitnya yang putih dan wajah sendu dengan sepasang mata sipit menambah kecantikan Dini.
Yang khas lagi dari Dini adalah bulu tangan dan kaki yang panjang2, ditambah dengan kumis tipis yang menghiasi bagian atas dari bibir mungilnya, menambah keseksiannya. Pastilah jembutnya lebat, dan napsunya gede, seperti aku kalee. Model pakeannya juga selalu seperti yang dipake abg amoy, rambut lurus sebahu yang dicat kepirangan, blus ketat yang menonjolkan kemontokkan toketnya, dan celana hipster yang juga ketat sehingga pinggang dan pinggulnya pasti menarik perhatian lelaki yang melihatnya. Lagian blus ketatnya cuma sepinggang sehingga pinggang dan perutnya yang putih mulus serta pusernya suka ngintip kalo Dini bergerak. Tambah lagi daya tarik Dini dimata lelaki. Dini sering ngobrol apa saja dengan aku termasuk urusan seks. Dia cerita bahwa cowoknya suka napsu ama dia dan setiap weekeng pasti Dini ngentot dengan cowoknya, kalo gak dirumahnya ya di rumah cowoknya.
Ortu Dini sibuk berbisnis sehingga jarang dirumah, makanya Dini bebas saja ngajak cowoknya tidur dirumahnya.
Aku nanya:
“apa ini cowok yang mrawani kamu?”
jawabnya “ini cowok yang kedua”.
“Kok bisa”, tanyaku lagi.
“Iya Dini kenal ama cowok kedua ini karena cowok yang pertama juga”.
Cowoknya ngajak temennya untuk ber 3 some dengan Dini. dasar Din, dia mau aja diantre 2 cowok sekaligus. Bener kan napsunya Dini gede.
Ternyata kontol cowok kedua ini lebih besar dan panjang dibanding cowok pertama. Dini ngerasain lebih nikmat dientot ama cowok kedua. Ketika ber 3 some,cowok kedua sampe 3 kali ngentotin Dini, sedang cowok pertama cuma 2 kali seperti biasanya. Setelah 3some itu, Dini diam2 ngentot juga dengan cowok kedua, hanya berdua saja.
Sampai akhirnya cowok pertama tau dan hubungan mereka putus.
Buat Dini gak masalah karena toh dia mendapat kenikmatan yang lebih dari cowok yang kedua.
“Nes,kamu suka ngentotnya ama om om ya”, Dini nanya kebiasaan ngentotku.
“Kenapa sih Buat aku lebih nikmat kalo sama om om Din”, jawabku.
“Om om maennya suka lebih lama, jadi aku sempet nyampe beberapa kali baru si omnya ngecrot”.
“Wah kuat banget si om ya”, kata Dini lagi. “Kalo ama cowokku sih kita bareng nyampenya, tapi kalo sampe 3 ronde baru cowokku lama baru ngecrotnya, nikmat banget seh. Ama si om kamu maen berapa ronde?” “Sukanya 3 ronde juga, aku sampe lemes udahannya”, jawabku. “Wah lebih nikmat ya Nes”. “La iya lah, kamu mo nyoba ama om om, ntar aku kenalin ama om Andi. Dia fotografer yang suka orbitin model2 yunior, aku kenal om Bram juga lewat om Andi”.
“Om Bram produsen sinetron itu?”
“Iya, mau gak, ntar aku telponin om Andi. Dia pasti gak nolak deh kalo kamu mau maen ama dia”.
“Boleh dah”, jawab Dini lagi, penasaran rupanya dia denger ocehanku.
Aku segera mengontak om Andi, kamu2 masih ingat siapa om andi itu kan, kalo dah lupa om Andi nongol di crita Ines yang judulnya DIGARAP 2 COWOK dan NIKMATNYA IKUT CASTING.
Aku nerangin ke om Andi bahwa Dini mo ktemuan, nyoba peruntungan di modelling, kataku. Ketika aku nerangin cirinya Dini, om Andi antusias banget menyanggupi.
“Kalo ketemu suru bawa bikini atau daleman bikini yang minim dan tipis”, katanya. Aku dah pahamlah selera om Andi.
Hp kuteruskan ke Dini supaya Dini janjian ketemuan sendiri ama om Andi.
“Makasih ya Nes. Nikmat gak ama om Andi”, kata Dini sembari ngembaliin hp ku.
“Kamu rasain sendiri aja deh. Kapan mo ketemuannya?” jawabku.
“Lusa Nes, aku mesti ngatur supaya cowokku gak ngerecokin aku sama om Andi”.
“Kamu punya bikini atau daleman model bikini gak?”
“Punya sih, cowokku sering beliin aku daleman model bikini, mana kekecilan dan tipis lagi. Bikini juga ada. Kalo aku pake didepan cowokku, 5 menit lagi juga dah dilepasin ama dianya”.
“Kamu bawa kalo ketemu ama om Andi,juga bawa baju ganti karena biasanya om Andi ngajak kamu nginep di vilanya”.
“Nginep?”
“La iya lah, pastinya om Andi ngajak kamu nginep, kebayang kan dia mo maen berapa ronde ama kamu”.
“Wah asik dong kalo om Andi kuat begitu, aku jadi gak sabaran mo ketemu om Andi buruan”.
Aku tersenyum aja dengernya.
 

Berikut ini adalah apa yang dialami oleh Dini ketika dia bersama om Andi di vilanya. Dini minta aku yang menuliskan ceritanya, dan ini hasilnya.
Pada hari yang dijanjikan, Dini membawa tas yang berisi baju ganti, bikini dan beberapa daleman bikini serta mantel di resto cepat saji. Dia mengatakan pada cowoknya bahwa dia harus keluar kota untuk satu urusan. Karena Dini sangat menyakinkan ketika menerangkan alesannya, cowoknya tidak keberatan dia pergi. Lagian Dini perginya gak weekend, yang merupakan saat dimana cowoknya dapet jatah nikmatnya.
Agak lama Dini nunggu, sampe ada seorang lelaki yang menyapanya, “Dini ya”.
Dini memang sudah ngasi tau pake blus ketat warna pink dan jins hipster ketat juga.
“Wah kamu cantik sekali,Din,seksi juga lagi”, kata om Andi sambil menyalami Dini sambil menyebutkan namanya.
“Om belum pernah neh dapet model amoy,mana amoynya bahenol lagi”.Dia duduk didepan Dini. “Kamu dah lama kenal Ines ya Din”, kata om Andi membuka pembicaraan. “Dah lama juga om, Dini sering curhat ama Ines”. “Kok bisa ngerembet sampe ke om segala”. “Iya om,kita cerita2 ngesex,sampe Ines crita nikimat banget ngesex ama om. Dini jadi kepingin nyobain deh” “Bisa aja si Ines. Dini biasanya ngesex ama om om juga?”.
“Enggak om, sama cowok Dini”.
“Sering ya Din ngesexnya”.
“Setiap weekend om, keculai kalo Dini lagi dapet”.
“Wah asik, dah pengalaman dong kamu urusan ngesex”.
“Pengalaman ya cuma ama cowok Dini aja om”.
“Iya biar cuma ama 1 cowok tapi kan kamu dah sering ngelakuin ama dia, jadi dah tau dong apa yang dimaui lelaki diranjang”.
“O itu maksud om, ya udah lah. Dini selalu nurutin apa yang diminta cowok Dini di ranjang”.
“Kamu selalu maennya di ranjang ya Din”.
“Iya om, kan maennya selalu dikamar”.
“Di hotel?”
“enggak om, dirumah Dini atau ditempat cowok Dini”.
“Entar asik, vila om ada kolam renangnya, jadi bisa foto session di kolam renang dulu ya Din. Kita berangkat sekarang yuk”.
Merekapun beranjak dari tempat duduknya dan menuju ke mobil om Andi yang diparkir di halaman resto. Di jok belakang teronggok tas yang katanya berisi peralatan fotografi, serta peralatan bantu lainnya.
 

Baca Juga Artikel Mengenai :
Segera mobil meluncur meninggalkan tempat parkir, menembus kemacetan kota menuju ke vila om andi yang terletak di daerah Puncak. Selama diperjalanan mereka ngoborol ngalor ngidul.
Om Andi mampir disebuah mini mart didekat vilanya dan membeli makanan dan minuman serta keperluan lainnya. Belanjaan yang cukup banyak itu ditaruh dibagasi mobil mengingat di jok belakang dah dipenuhi peralatan foto.
Sesampainya di vila, om andi menurunkan semua bawaannya. Dini membantu ngangkatin juga selain tas pakeannya.
“Gak ada yang nungguin ya om”, tanya Dini.
“Ada yang nunggu,setan”.
“Bener om ada setannya”, Dini membelalak ketakutan.
“He he om becanda kok,kalo juga ada setan, setannya takut ama om. Kan om rajanya setan”, kata om Andi sembari mencolek pinggang Dini yang terbuka.
“Ih,om geli ah”, jeritnya manja.
“Kan vila ini kosong,jadi kalo om mo pake vilanya, ada orang yang dateng buat membersihkan seluruh vila sebelumnya”.
Makanan dan minuman dimasukkan ke lemari es, sebagian diletakkan dimeja pantri. Ketika itu dah sore, matahari dah mulai turun.
“Din,masih ada matahari, fotosession dulu yuk. Kamu pake deh bikini kamu. Om tunggu di belakang ya, di kolam renang”.
Dini masuk ke salah satu kamar dan mengganti pakeannya dengan bikini. Karena bikininya minim, toketnya yang besar montok seakan mo ngeloncat keluar. Demikian juga jembutnya yang lebat ngintip dari sela2 cd bikininya.
Om Andi menelan ludah ketika dia melihat Dini berbikini sexy.
“Wao, mulus banget Din. Merangsang banget”.
Dia segera memberi arahan pada Dini untuk berpose di pinggir kolam renang dan mulai mengambil gambar. Karena Dini belum pernah akting maka gayanya kaku.
“Kamu malu ya Din ama om, kok kaku banget seh gaya kamu”.
“Enggak kok om, Dini gak malu”.
“Iya ya kan kamu dah biasa telanjang didepan cowok kamu. Anggep aja om cowok kamu supaya kamu bisa lebih rilex gayanya”.
Dengan sabar om Andi mengarahkan Dini berpose sehingga akhirnya dapet juga satu set foto Dini berbikini. Om Andi mengomentari apa yang harus diperbaiki sembari melihat foto2 yang diambilnya di laptop.
Karena dah mulai gelap,foto session dipindah kedalem. Di ruang tamu.
“Din kamu ganti pake lingeri, bawa kan”.
“Bawa om”, Dini menghilang lagi kekamar dan mengganti bikininya dengan daleman tipis dan minim yang model bikini juga. Om andi kembali ternganga melihat kemontokan bodi Dini. Karena dalemannya yang tipis maka berbayanglah pentil toket Dini yang belum terlalu besar dan berwarna pink kecoklatan. Demikian pula jembutnya yang lebatpun terlihat jelas dibalik cd tipis yang dipakenya.
“Wah Din, kamu lebih merangsang begini daripada telanjang bulet”.
Foto session dimulai lagi dengan menggunakan sofa.
Lampu sorot dipake untuk menambah pencahayaan. Dini tanpa canggung berpose lebih vulgar dari yang di kolam renang, pahanya selalu dikangkangkan menonjolkan kelebatan jembutnya. Toketnyapun selalu dibusungkan sehingga terekam dengan jelas kemontokannya di kamera om Andi.


Sementara om Andi sendiri terlihat sekali susah mengendalikan napsunya yang sudah sangat berkobar2 melihat kemontokan Dini. Karena sudah mendapatkan banyak masukan dari hasil sesi foto bikini,bDini jauh lebih rilex berposenya dan memerlukan sangat sedikit perbaikan sehingga cepat selesai sesi foto lingerie. Om Andipun men set kameranya ke lap topnya dan mulai membahas satu persatu foto yang telah dibuat dengan Dini.
“Foto session ke 3 telanjang ya Din”.
“Siapa takut, tapi makan dulu ya om,Dini dah laper neh”.
“Kita cari makan diluar ya Din,deket vila ada warung sate kambing,enak”.
“Biar tambah hot ya om”, jawab Dini sembari menghilang ke kamar.
Keluar dari kamar dia dah memakai pakaeannya yang tadi, blus dan jins hipste.
“Din,kalo malem dingin, kamu gak bawa mantel”.
“Ada om”,kata Dini sembari masuk ke kamar lagi mengambil mantelnya.
Sampe sini om Andi belum menunjukkan aktivitas apa2, walaupun dari wajahnya terlihat sekali bahwa dia sudah sangat bernapsu. Dini heran juga, kok om Andi kuat sekali menahan diri untuk tidak mulai menggelutinya.


Sekembali dari makan, Dini memakai bikininya lagi dan mengajak om Andi berenang. Air kolamnya terasa hangat walaupun tidak dipanasi. Om Andi hanya bercelana gombrong. Mereka berenamh hilir mudik beberapa saat, kemudian Dini segera keluar dari kolam, membungkus tubuhnya dengan anduk dan berbaring di dipan bermatras yang ada dipinggir kolam. Hawanya terasa dingin, segera om andipun keluar dari kolam dan duduk disebelah Dini yang sudah berbaring didipan.
“Om dingin om”,Dini mengundang om Andi untuk bertindak.
Segera om andi bereaksi, dia berbaring disebelah Dini, memeluknya dan segera memagut bibir mungil Dini. sebentar saja anduk yang membungkus tubuhnya sudah diurai om Andi.
Dini menjadi gelisah, kakinya berubah posisi terus, sebentar kaki kiri diatas kaki kanan, sebentar lagi posisinya sebaliknya. Dia rupanya menahan napsunya yang telah berkobar.
“Kenapa Din, gatel ya, kok kakinya berubah terus”. Dini diem saja.
Om Andi mencium pipinya, Dini menggelinjang dan menoleh ke arah om Andi. Dia segera mencium kembali bibir mungilnya. Melumatnya, lidahnya mendesak masuk ke dalam mulut Dini, menggelitik langit langit mulutnya.
Dia mulai merabai toketnya yang masih tertutup bra bikininya. Dini merintih.
” Om..”. Dia menjilati lehernya
”tenang aja Din, nikmati ..”
Dini benar benar tak kuasa menolak semua itu,dia hanya pasrah menikmati permainan itu.
Kembali om andi menciumi bibir Dini lagi . Dini pun membalasnya dengan penuh nafsu . Dengan cepat dia melepas bra bikini yang di kenakan Dini. Dini sama sekali tak menolak. Dadanya telah terbuka. Om andi menatap toketnya, yang segera diraba2.
Tubuh Dini gemetar. pentilnya juga dimainkan dengan liar. Dini mendesah “ ahh.. .. ehhh ….om ohh… “.
Om andi pun menjulurkan lidah, menjilat pentilnya yang tampak menonjol keluar. Dini sudah sepenuhnya di kuasai birahi . Om Andi dengan bernafsu melumat, menyedot toketnya. Membuat Dini semakin birahi.
Suara erangan nikmat Dini terdengar, menambah gairah si om . Dia pun mengurai ikatan cd bikini Dini sehingga dalam sekejab Dini sudah bertelanjang bulat. Jembutnya yang lebat menyelimuti daerah nonoknya. Dengan lembut om Andi meraba raba paha putih mulusnya.
Perlahan dia mengelus elus paha putih Dini. Sambil sedikit demi sedikit merenggangkan kedua kakinya, dia dapat jelas melihat cairan nikmat yang merembes dari nonok Dini membasahi selangkangan. Om Andi menjilati daun telinganya sehingga membuatnya terangsang geli. Satu sentuhan lembut, jarinya tepat di belahan nonoknya.
Membuat suara erangan birahi keluar dari mulut Dini.
“AAhh …… “ . om Andi terus aktif menyapu pentilnya dengan lidah, toketnya tampak mengeras karena napsu. Di sertai getaran getaran jarinya di atas belahan nonoknyanya, membuat tubuh Dini bergejolak.
“ ohh….. ahhh .. sudah, Dini gak tahan lagi ....” erangnya ketika jarinya bergerak semakin cepat di belahan nonoknya, keatas dan kebawah. Om Andi tidak berhenti,jarinya bergetar semakin liar. Pentil Dini juga dijilat cepat.
Tubuh Dini mengejang, Dini menjerit keenakan, dia nyampe. Nafasnya masih memburu di sertai degup jantungnya yang berdetak cepat.
Om Andi pun menciumi bibir nya.
“Din, kamu merasa nikmat gak ..” tanyanya, sambil terus mencium bibir Dini dengan mesra. Dengan dua jari, bibir nonoknya dikuakkan lebar. Dini mengerang .
Om Andi menatap nonok Dini, dengan liangnya yang basah. Itilnya tampak memerah dan membesar. Dia menjulurkan lidah menjilati itil Dini. Lagi lagi Dini mengerang nikmat. Jilatannya di itil Dini terus membangkitkan nafsu birahi Dini. Sebentar saja Dini telah kembali bernapsu. Dini terus mengerang kenikmatan. Lendir nonok Dini mengalir terus. Rasa nikmat dan gatal mendera itilnya yang tegang terangsang.
Dan tubuhnya kembali menegang. “ahh…enak…ahhh ..enak..”erangnya.
Lidahnya terus bergerak menyapu itil Dini dan membawa Dini kembali mengejang kerena nyampe lagi. Tubuh Dini pun kembali lemas. “Om, belum dientot aja Dini dah 2 kali nyampe, apalagi kalo dah dientot ya om”.


Setelah beberapa saat, om andi membawa tubuh bugil Dini kedalam kamar dan membaringkannya di ranjang. Dini berjalan agak gontai dan sempoyongan, tubuhnya terasa lemas dan tenaganya seperti hilang.
“Kok masuk om, katanya mo maen di kolam”.
“Kan diluar dingin Din, ntar masuk angin lagi. Besok kan kita mo foto session nude lagi”.
Sekarang Dini telah berbaring di ranjang. Om Andi memberikan minuman yang tadi dibelinya di minimart kepada Dini. Dia pun mulai membuka celananya. Kontolnya yang tegang itu sudah siap untuk memasuki nonok Dini. Dia menghampiri Dini.
Om Andi meminta Dini mengemut kontolnya. “Kontol om”, kata Dini lirih.
“Emangnya kenapa Din”.
“Kontol om besar sekali, lebih besar dan lebih panjang dari kontol cowok Dini”.
Jemarinya mulai menyentuh kepala kontol om Andi. Pertama kali Dini hanya memegang dengan kedua jemarinya.
“Aah… terus dong Din, pegang erat dengan kedua tanganmu”, rayu om Andi penuh nafsu.
“Iiih… keras sekali om”, bisik Dini.
“Ayo dong digenggam dengan kedua tanganmu, aahh…” om Andi mengerang nikmat saat tiba-tiba saja Dini bukannya menggenggam tapi malah meremas kuat.
“Iiih sakit ya om”, tanyanya. Om Andi menatap Dini.
“Ooouhh jangan dilepas Din, remas seperti tadi,lekas Din,oohh…” erangnya lirih.
Dini kembali meremas kontolnya seperti tadi. om Andi melenguh nikmat. Dini menatap kontol yang kini sedang diremasnya, jemari kedua tangannya secara bergantian meremas batang dan kepala kontol om Andi. Jemari kiri berada di atas kepala kontol sedang jemari yang kanan meremas batangnya. Om Andi hanya bisa melenguh panjang pendek.
“sshh…Din… terusss, yaahh… ohh… ssshh”,dia melenguh keenakan.
Dini memandang om Andi sambil tersenyum dan mulai mengusap-usap maju mundur, setelah itu digenggam dan diremas seperti semula tetapi kemudian dia mulai memompa dan mengocok kontolnya maju mundur.
“Aakkkhh… ssshh” om Andi menggelinjang menahan nikmat. Dini semakin bersemangat melihat om Andi merasakan kenikmatan, kedua tangannya bergerak makin cepat maju mundur mengocok kontolnya.
“Din…aahhgghh… sshh, sekarang diemut Din”,pinta om Andi. Dini pun menjulurkan lidahnya dan menjilati ujung kontol om Andi. Tapi belum diemutnya. Om Andi mendorong kontolnya hingga ke mulut Dini.
“ayo dong.. Din, diemut.. dong..” pintanya.
Dini pun perlahan membuka mulutnya. Kontol om Andi segera melucur masuk ke dalam mulutnya.
“ ufff …ughh …. “suara Dini tertahan kontol.
Dini mengeluar masukkan kontolnya didalam mulutnya.
Om Andi kemudian menggeser tubuhnya kebawah sampai mukanya tepat berada di atas kedua bulatan toket Dini, perutnya yang menekan nonok Dini. Kembali dia menggerayangi toket Dini, dia mulai menggesekkan jemarinya mulai dari bawah toket di atas perut terus menuju gumpalan kedua toketnya yang kenyal dan montok.
Dini merintih dan menggelinjang antara geli dan nikmat.
“Om, geli, ayo dong om Dini dientot”, erangnya lirih.
Beberapa saat om Andi mempermainkan kedua pentilnya yang kemerahan dengan ujung jemarinya. Dini menggelinjang lagi, om Andi memuntir sedikit pentilnya dengan lembut.
” Om…” Dini kembali mendesah.
Secara bersamaan akhirnya om Andi meremas-remas gemas kedua toketnya dengan sepenuh nafsu.
“Aaww… om”, Dini mengerang dan kedua tangannya memegangi kain sprei dengan kuat. Om Andi semakin menggila tak puas meremas lalu dia mulai menjilati kedua toket Dini secara bergantian. Dia menjilati seluruh permukaan toket Dini sampai basah, mulai dari toket yang kiri lalu berpindah ke toket yang kanan, digigit-gigitnya pentil Dini secara bergantian sambil diremas-remas dengan gemas. Lima menit kemudian dia menghisap kedua pentil Dini sekuat-kuatnya. Dia tak peduli Dini menjerit dan menggeliat kesana-kemari,sesekali Dini memegang dan meremasi rambut om Andi, sementara om Andi tetap mencengkeram dan meremasi kedua toket Dini bergantian sambil menghisap-hisap pentilnya. Pentil Dini dipilin dengan lidahnya sambil terus dihisap. Dini hanya bisa mendesis, mengerang, dan beberapa kali memekik kuat ketika gigi om Anton menggigiti pentilnya dengan gemas, hingga tak heran kalau di beberapa tempat di kedua bulatan toket Dini nampak berwarna kemerahan bekas hisapan dan garis-garis kecil bekas gigitan om Andi. Cukup lama om Andi mengemut toket Dini, setelah itu dia merayap menurun ke bawah. Ketika lidahnya bermain di atas pusar Dini, Dini mulai mengerang-erang kecil keenakan, om Andi mengecup dan membasahi seluruh perutnya. Ketika bergeser ke bawah lagi, om Andi membetulkan posisinya di atas selangkangan Dini. Dia membuka ke dua belah paha Dini lebar-lebar, Dini sudah sangat terangsang sekali. Kedua tangan Dini masih tetap memegangi kain sprei. Om Andi memandangi nonok Dini yang ditumbuhi jembut lebat. Bibir nonoknya kelihatan gemuk dan padat berwarna putih sedikit kecoklatan, sedangkan celah sempit berada diantara kedua bibir nonoknya. Selanjutnya om Andi langsung menyosor menekan nonok Dini, hidungnya menyelip di antara kedua bibir nonok Dini. Bibirnya mengecup bagian bawah bibir nonok Dini dengan bernafsu, sementara tangannya merayap ke balik paha Dini dan meremas pantatnya yang bundar dengan gemas. Om Andi mulai mencumbui bibir nonok Dini yang tebal itu secara bergantian. Puas mengecup dan mengulum bibir bagian atas, dia mengecup dan mengulum bibir nonok Dini bagian bawah. Karena ulahnya, Dini sampai menjerit-jerit karena nikmatnya, tubuhnya menggeliat hebat dan terkadang meregang kencang, beberapa kali kedua pahanya sampai menjepit kepala om Andi yang lagi asyik masyuk bercumbu dengan bibir nonoknya. Om Andi memegangi kedua belah pantat Dini yang sudah berkeringat agar tidak bergerak terlalu banyak. Dini meremasi rambut om Andi sampai kacau. Kadang pantatnya dinaikkan sambil mengejan nikmat atau kadang digoyangkan memutar seirama dengan jilatan lidah om Andi pada seluruh permukaan nonoknya. Dini berteriak makin keras, dan terkadang seperti orang menangis saking tak kuatnya menahan kenikmatan. Tubuhnya menggeliat hebat, kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan dengan cepat, sambil mengerang tak karuan. Om Andi semakin bersemangat melihat tingkahnya. Disibakkan bibir nonok Dini, terlihat daging berwarna merah muda yang basah oleh air liurnya bercampur dengan cairan lendir Dini. Om Andi mengusap dengan lembut bibir nonoknya, agak ke atas dari liang nonoknya yang sempit itu ada tonjolan daging kecil sebesar kacang hijau yang juga berwarna kemerahan, itilnya. Lalu secepat kilat dengan lidahnya menyentil2 itil Dini. Dini memekik sangat keras sambil menyentak-nyentakkan kedua kakinya kebawah. Dini mengejang hebat, pinggulnya bergerak liar dan kaku, sehingga jilatanom Andi pada itilnya jadi luput. Dengan gemas om Andi memegang kuat-kuat kedua belah paha Dini lalu kembali ditempelkannya bibir dan hidungnya di atas celah kedua bibir nonok Dini. Dia menjulurkan lidahnya keluar sepanjang mungkin lalu ditelusupkan menembus jepitan bibir nonok Dini dan kembali menyentil itilnya. Dini memekik tertahan dan tubuhnya kembali mengejan sambil menghentak-hentakkan kedua kakinya. Pantat nya terangkat ke atas sehingga lidah om Andi memasuki celah bibir nonoknya lebih dalam dan menyentil-nyentil itilnya. Begitu singkat karena tak sampai 1 menit Dini mengejan kembali dan ada semburan lemah dari dalam liang nonoknya berupa cairan hangat agak kental banyak sekali.
Om Andi masih menyentil itil Dini beberapa saat sampai tubuh Dini terkulai lemah dan akhirnya pantatnya pun jatuh kembali ke kasur. Dini melenguh panjang pendek meresapi kenikmatan yang baru dirasakan, sementara om Anton masih menyedot sisa-sisa lendir yang keluar ketika Dini nyampe. Seluruh selangkangan Dini tampak basah penuh air liur bercampur lendir yang kental. Om Andi menjilati seluruh permukaan nonok Dini sampai agak kering,
“Din…puas kan…” bisiknya lembut namun Dini sama sekali tak menjawab, matanya terpejam rapat.
“Giliran om ya Din, om mau masuk nih”, bisiknya lagi.
“Sekarang dientot yang lama ya om”, rengek Dini.
“Yang penting Dini nikmat kan”.
“Nikmat banget2, om”.


 


Om Andi segera bangkit dan duduk setengah berlutut di atas tubuh Dini yang telanjang berkeringat. Dia menarik kaki Dini ke atas dan ditumpangkan kedua paha Dini pada pangkal pahanya sehingga kini selangkangan Dini menjadi terbuka lebar. Dia menarik pantat Dini ke arahnya sehingga kontolnya langsung menempel di atas nonok Dini yang masih basah. Dia mengusap-usapkan kepala kontolnya pada kedua belah bibir nonok Dini dan lalu beberapa saat kemudian kontol ditepuk2kan dengan gemas ke nonok Dini. Dini menggeliat manja dan tertawa kecil,
“Om… iiih.. gelii… aah”.
“Din,kontol om mau masuk nih”, bisiknya penuh nafsu.
“Om,masukin buruan. Dini dah gak tahan lagi neh”, sahut Dini.
Sedikitdisibakkannya bibir nonok Dini, lalu diarahkannya kepala kontolnya yang besar ke liang nonok Dini yang sempit.
Dia mulai menekan dan tekan lagi…
Akhirnya perlahan mili demi mili liang nonok Dini membesar dan mulai menerima kehadiran kepala kontolnya. Dini menggigit bibir saking nikmatnya. Om Andi melepaskan jemarinya dari bibir nonok Dini dan plekk… bibir nonok Dini langsung menjepit nikmat kepala kontolnya.
Dini memejamkan matanya rapat-rapat dan kedua tangannya kembali memegangi kain sprei. Om Andi agak membungkukkan badan ke depan agar pantatnya bisa lebih leluasa untuk menekan ke bawah. Dia memajukan pinggulnya dan akhirnya kepala kontolnya mulai tenggelam di dalam nonok Dini.
 

Baca Juga Artikel Mengenai :
Dia kembali menekan, mili demi mili kontolnya secara pasti terus melesak ke dalam nonok Dini. Dia terus menekan kontolnya, terus memaksa memasuki nonok Dini yang luar biasa sempit itu. Om Andi memegang pinggul Dini, dan ditarik kearah kontolnya sehingga masuk makin ke dalam. Dia menghentak keras ke bawah, dengan cepat kontolnya mendesak masuk nonok Dini. Dini mengerang nikmat.
Dihentakkannya lagi pantatnya ke bawah dan akhirnya kontolnya secara sempurna telah tenggelam sampai kandas terjepit di antara bibir nonok Dini. Om Andi berteriak keras saking nikmatnya, matanya mendelik menahan jepitan ketat nonok Dini yang luar biasa.
Dia merebahkan badannya di atas tubuh Dini yang telanjang, Dini memeluknya, toketnya kembali menekan dada om Andi. Nonoknya menjepit meremas kuat kontol om Andi yang sudah amblas semuanya.
“Din…bagaimana rasanya”, bisiknya.
“Nikmat banget om”, jawabnya.
Dia mencium bibir Dini dengan bernafsu, dan Dinipun membalas dengan tak kalah bernafsu.
Mereka saling berpagutan lama sekali,lalu sambil tetap begitu om Andi mulai menggoyang pinggul naik turun. Kontolnya mulai menggesek nonok Dini.
Pinggulnya menghunjam-hunjam dengan cepat mengeluar masukkan kontolnya yang tegang. Dini memeluk punggung om Andi dengan kuat,kukunya terasa menembus kulit om Andi. Dini merintih dan memekik keenakan.
Beberapa kali Dini sempat menggigit bibir om Andi saking napsunya. Om Andi hanya merasakan betapa nonok Dini yang hangat dan lembut itu menjepit sangat ketat kontolnya.


Ketika ditarik keluar terasa daging nonok Dini seolah mencengkeram kuat kontolnya, sehingga terasa ikut keluar.
“Din, om nggak tahan lagi nih aahhgghghh”, bisiknya.
“peju om mau keluar”.
“Dini juga mo nyampe om, barengan yach”.
Dan akhirnya pejunya ngecret di nonok Dini. Dinipun ikut mengejang ketika merasakan hangatnya peju om Andi yang menyembur2 seperti dam yang bobol didalam nonoknya.
Mereka pun berpelukan puas. Dan tanpa terasa mereka ketiduran sambil berpelukan telanjang bulat karena kecaapaian dalam permainan tadi. Mereka tertidur sampai menjelang pagi.


Ketika terbangun, om Andi membangunkan Dini juga lalu mereka berdua mandi bersama karena semalem mereka gak sempet mandi. Di dalam kamar mandi mereka saling membersihkan dan berciuman.
Om Andi minta Dini jongkok dan menjilati serta mengulum kontolnya yang sudah tegak berdiri lagi. Kontolnya dikulum Dini sambil dikocok pelan-pelan naik turun.
“Enak banget Din, terus diemut Nes”,erangnya.
Kemudian giliran om Andi, Dini disuruh berdiri sambil kaki satunya ditumpangkan di bibir bathtub. Dia menyerang selangkangan Dini,khususnya itilnya, dengan lidah sehingga Dini mengerang sambil memegang kepala om Andi dan menenggelamkannya lebih dalam ke nonoknya. Om Andi menjulurkannya lidahnya lebih dalam ke nonok Dini sambil mengorek-korek itilnya dengan jari manis.
Semakin hebat rangsangan yang Dini rasakan sampai akhirnya dia nyampe, dengan derasnya lendirnya keluar tanpa bisa dibendung. Om Andi menjilati dan menelan semua lendirnya.
“Om, nikmat banget deh, Dini sampe lemes”, kata Dini.
“Ya udah kamu istirahat aja, om mau sediain makanan dulu ya”, katanya sambil keluar dari kamar mandi bertelanjang bulat. Dini mengikutinya, juga dengan bertelanjang bulat.
Mereka sarapan sereal yang dicampur dengan susu,sambil minum kopi. Om Andi menghangatkan kue2 yang kemarin dibelinya di microwave. Sambil bercanda2 mereka menyantap semua makanan yang tersedia.
 

Sehabis makan langsung om Andi menyiapkan kembali peralatan fotonya untuk sesi foto telanjang.
Dalam keadaan telanjang bulat Dini berpose dengan macam2 gaya, dikamar mandi, diranjang, disofa, dimeja makan, di beranda dan terakhir kembali dikolam renang.
Om Andi mengekspos kemontokan Dini, toket, pentil, pantat dan jembut Dini.
Cukup lama sesi foto berlangsung. Seperti ketika sesi lingeri, tak banyak kesulitan yang dialami Dini. Dia sudah bisa berpose secara alami, berkat arahan dan kenikmatan yang dia peroleh dari om Andi. Dalam hati Dini membenarkan cerita Ines bahwa om Andi sangat ahli mengolah pose dan mengolah badan prempuan sampai bergelimang kenikmatan. Semalem dan mulai ngentot saja, om Andi mengulangi lagi merangsang tubuh Dini sampai dia merasakan kenikmatan yang luar biasa, sehingga ketika dientot rasanya sampai susah dituliskannya. Dini berbaring didipan. Om Andi menjatuhkan dadanya diantara kedua belah paha Dini.
Lalu dengan gemas, diciumi pusarnya.
”Om, geli!” Dini menggeliat manja. Om Andi tersenyum sambil terus saja menciumi pusar Dini berulang2 hingga dia menggelinjang beberapa kali. Dengan menggunakan ke2 siku dan lutut om Andi merangkak sehingga wajahnya terbenam diantara ke2 toket Dini. Dia mengecup pentilnya sebelah kiri, kemudian pindah ke pentil kanan. Diulangi beberapa kali, kemudian dia meremes toket Dini dengan lembut.
Remasannya membuat pentil Dini makin mengeras, dengan cepat dikecupnya pentil Dini dan kukulum2 sambil mengusap punggungnya.
“Kamu cantik sekali, Din. Kamu gak dicariin ortu kamu kan”, katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Dini. Dini hanya tersenyum, menggelengkan kepalanya. Dini merangkul leher om Andi, dan mencium bibirnya. Lidahnya yang nyelip masuk mulut om Andi. Mereka langsung berpagutan lagi, Dini sangat bernapsu meladeni ciuman om Andi. Om Andi mencium bibirnya, kemudian lidahnya kembali menjalar menuju ke toket dan mengulum pentil Dini. Terus menuju keperut dan menjilati pusar Dini hingga Dini menggelepar menerima rangsangan itu yang terasa nikmat. “Om enak sekali..” nafasnya terengah2. Lumatan dilanjutkan pada itil Dini, dijilati, dikulum2, sehingga Dini semakin terangsang hebat. Pantatnya terangkat supaya lebih dekat lagi kemulut om Andi. Om Andipun memainkan lidahnya ke dalam nonok Dini yang sudah dibuka sedikit dengan jari. Ketika responsnya sudah hampir mencapai puncak, om Andi menghentikannya. Dia ganti posisi 69. Dia telentang dan minta Dini telungkup diatas tubuhnya tapi kepala ke arah kontolnya. Dia minta Dini untuk kembali menjilati kepala kontol lalu mengulum kontolnya keluar masuk mulutnya dari atas. Setelah Dini lancar melakukannya, om Andi menjilati nonok dan itil Dini lagi dari bawah.

Selang beberapa lama mereka melakukan pemanasan maka om Andi berinisiatif untuk menancapkan kontolnya di nonok Dini. Dini ditelentangkan, pahanya dikangkangkan, pantatnya diganjal dengan bantal. Om Andi kemudian menelungkup diatas Dini. Kontol digesek2kan di nonok Dini yang sudah banyak lendirnya lagi karena itilnya dijilati barusan. “Ayo om cepat, Dini sudah tidak tahan lagi”, pintanya dengan bernafsu. “Wah kamu sudah napsu ya Din, om suka kalo kita ngentot setelah kamu napsu banget sehingga nikmat banget rasanya ketika kontol om masuk ke nonok kamu”, jawabnya. Dengan pelan tapi pasti dia memasukkan kontolnya ke nonok Dini. Dini melenguh sambil merasakan kontol besar menerobos nonoknya yang masih sempit. Om Andi terus menekan2 kontolnya dengan pelan sehingga akhirnya masuk semua. Lalu ditarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam, terasa kontolnya nancep dalem sekali. “Om enjot yang cepat dong, Dini udah mau nyampe ach.. Uch.. Enak om, lebih enak katimbang dijilat om tadi”, lenguhnya. “Om juga mau ngecret, Din”, jawabnya. Dengan hitungan detik mereka berdua nyampe bersama sambil merapatkan pelukan, terasa nonok Dini berkedutan meremes2 kontol om Andi. Lemas dan capai mereka berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga. Sudah satu jam kami beristirahat, lalu om Andi minta Dini mengemut kontolnya lagi. “Om belum puas Din, mau lagi, boleh kan?” katanya. “Boleh om, Dini juga pengen ngerasain lagi nyampe seperti tadi. Om gak ada matinya, baru aja ngecret dah pengen masuk lagi”, jawabnya sambil mulai menjilati kepala kontolnya yang langsung ngaceng dengan kerasnya. Kemudian kepalanya mulai mengangguk2 mengeluar masukkan kontol om Andi dimulutnya. Om Andi mengerang kenikmatan, “Enak banget Din emutanmu. Tadi nonokmu juga ngempot kontol om ketika kamu nyampe. Nikmat banget deh, boleh diulang ya Din kapan2″. Dini diam tidak menjawab karena ada kontol dalam mulutnya. “Din, om udah mau ngecret nih, om masukkin lagi ya ke nonok kamu”, katanya sambil minta Dini nungging. Sambil nungging Dini bertanya, “Mau dimasukkin di pantat ya om, Dini gak mau ah”. “Ya gak lah Din, ngapain di pantat, di nonok kamu udah nikmat banget kok”, jawabnya. Urat2 berwarna hijau di kulit batang kontolnya makin membengkak. Dia menekan pinggulnya sehingga kepala kontolnya nyelip di bibir nonok Dini. Terasa bibir nonok Dini menjepit kontolnya yang besar itu. Dia menciumi leher Dini, “Oh…om”, lenguh Dini ketika om Andi menciumi telinganya. Dengan pelan dimasukkan kontolnya ke nonok Dini. Pelan2 dia menarik sedikit kontolnya, kemudian didorong lagi. Hal ini dilakukan beberapa kali sehingga lendir nonok Dini makin banyak keluarnya, mengolesi kepala kontolnya. Sambil menghembuskan napas, dia menekan lagi kontolnya masuk lebih dalam. Dia kembali menarik kontolnya hingga tinggal kepalanya yang terselip di bibir luar nonok Dini, lalu didorong kembali pelan2. “Din, nanti dorong pinggul kamu kebelakang ya”, katanya sambil menarik kembali kontolnya. Dia kembali mencium telinga Dini dan mendorong kontolnya masuk. Pentilnya diremes dengan jempol dan telunjuk. Dini tersentak karena enjotan kontolnya dan secara reflex dia mendorong pinggulnya ke belakang sehingga kontolnya nancap lebih dalam. Kontol kembali ditarik keluar lagi dan dibenamkan lagi pelan2, begitu dilakukan beberapa kali sehingga seluruh kontolnya sudah nancap di nonok Dini. ”Akh om”, lenguhnya ketika terasa kontol om Andi sudah masuk semua, terasa nonoknya berdenyut meremes2 kontol om Andi. Om Andi terus menekan2 sampe amblas semua, terasa kontolnya masuk dalem sekali, seperti tadi ketika pantat Dini diganjel bantal. Kontol mulai dikeluarmasukkan dengan irama lembut. Tanpa sadar Dini mengikuti iramanya dengan menggoyangkan pantatnya. Tangan kiri om Andi menjalar ke toket Dini dan meremas-remas kecil, sambil mulai memompa dengan semakin cepat. Dini mulai merasakan nikmatnya, “Om, nikmat banget ya dientot om, lebih nikmat dari dientot cowok Dini. Terus yang cepet ngenjotnya om, rasanya Dini udah mau nyampe lagi”, erangnya. Itilnya tergesek kontol ketika om Andi mengenjotkan kontolnya masuk. Dini menjadi terengah2 karena nikmatnya. “Din, nonokmu peret sekali, terasa lagi empotannya, enak banget Din ngentot dengan kamu”. Terasa bibir nonok Dini ikut terbenam setiap kali kontol dienjot masuk. “Om”, erangnya. Terdengar bunyi “plak” setiap kali dia menghunjamkan kontolnya. Bunyi itu berasal dari beradunya biji peler om Anton dengan pangkal paha Dini, setiap om Andi mengenjot kontolnya masuk. “Din, om udah mau ngecret”, erangnya lagi. Dia menghunjamkan kontolnya dalam2 di nonok Dina dan terasalah pejunya nyembur2 di dalam nonok Dini. Bersamaan dengan itu, “Om, Dini nyampe juga om”, Dini mengejang karena ikutan nyampe. “Om, nikmat banget, kapan ngentotin Dini lagi”. Om Andi tidak menjawab, dia terkapar kelelahan.


Baca Juga Artikel Mengenai :

Cerita 17+


Seorang Pria dan kekasihnya menikah.
Acaranya pernikahan mereka sungguh megah.
Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut.

Suatu acara yang luar biasa mengesankan.
Mempelai wanita begitu anggun dan cantik dalam gaun putihnya dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah.
Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.

Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, "Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan", katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.
"Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita.
Kemudian, kita akan membahas bagaimana mengubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia." kata sang istri.

Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka bersama.
Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing.

Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya.
"Aku akan mulai duluan ya", kata sang istri.
Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman.
Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa suaminya mulai terharu dan mulai menitikkan air mata.
"Maaf, apakah aku harus berhenti ?" tanyanya.
"Oh tidak, lanjutkan saja." jawab suaminya.
Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis diatas meja dan berkata dengan bahagia.
"Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu".

Dengan suara perlahan suaminya berkata:
"Aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang." Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerima dirinya apa adanya. Ia menunduk dan menangis.

#nexttime

wongbengkeng.com

Cinta Yang Sejati



Alkisah...

Joni baru saja menikah dengan Jabriyah.
Tapi pada malam pertama mereka tidak langsung berhubungan intim,karena mereka lelah sehabis menyiapkan pesta pernikahannya.
Pada malam hari berikutnya mereka makan bakso bersama di dalam kamar.
Ibunya Joni menguping dari balik pintu dan mendengar suara obrolan Joni dan Jabriyah...
Jabriyah : "Mas,sudah dikocok kok gak keluar-keluar"(Sambil mengocok botol sambal)
Joni : "Jelas aja,sayang. Orang lubangnya kekecilan"
Jabriyah : "Ya sudah,ujungnya aku gunting aja ya Mas?"
Ibunya Joni langsung kaget,dan mendobrak pintu kamar sambil berteriak,
"Jangan!!! Anu anak saya jangan digunting!"
Joni & Jabriyah : **#@##^%&?!?!?!?!

Salah Paham